Aktual Riau.com - Dumai. KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) Kota Dumai pada Sabtu (23/11), pukul 10.00 WIB, bertempat di Kedai Kopi Pangsit Ali Jl.Pepaya - Kota Dumai, mengadakan acara Coffee Morning bersama Awak Media Kota Dumai yang jumlah dan Pesertanya sangat terbatas. Acara coffee morning tersebut turut pula dihadiri oleh seluruh Unsur Forkopimda Kota Dumai, dalam rangka menyebarkan berita bersifat cool selama musim kampanye Pemilu Kepala Daerah 2024. Tetapi cukup mengherankan sekali, karena awak Medianya ditentukan lansung hanya berasal dari Media tergabung di Organisasi Wartawan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kota Dumai saja.
Demikianlah kejadian di lapangan diterima dan dialami lansung beberapa awak media yang datang ingin ikut ke acara tentatib resmi giat Pemko Dumai itu, dimana biasanya di share di group Jurnalistik Kota Dumai, serta boleh di ikuti/diliput oleh wartawan Kota Dumai tanpa pilih bulu, tanpa larangan juga batasan bagi wartawan mana saja yang ingin mengikuti jadwal agenda tentatib Pemko Dumai itu. Ternyata acara Coffee Morning di Pangsit Ali Jl.Pepaya yang digagas oleh KPUD Kota Dumai hari ini sangat berbeda dari biasanya. Wartawan yang boleh hadir telah ditentukan, serta jumlahnya dibatasi hanya 20 orang dan harus wartawan tergabung di PWI Kota Dumai. diluar itu, ditolak serta dinyatakan tidak boleh masuk untuk mengikuti acara Coffee Morning, jelas Ibuk petugas absensi para tamu undangan hadir di pangsit Ali itu.
Ketika ditanya lebih lanjut kepada Ibuk Panpel bertubuh gemuk tersebut siapa yang berwenang telah menentukan nama - nama awak media boleh hadir di acara Coffee Morning itu, Ibuk Panitia pelaksana itu mengatakan bahwa nama - nama wartawan peserta Coffee Morning itu diberikan lansung oleh Ketua PWI Kota Dumai, Bambang, jumlahnya juga sudah dibatasi hanya 20 (Dua Puluh) orang saja, jelasnya dengan tegas.
Salah seorang awak media hadir untuk ikut diacara coffe morning itu, yang namanya tidak termasuk kedalam list Wartawan undangan khusus hasil kolaborasi Ketua KPUD Kota Dumai, Zulpan, ST. dan Ketua PWI Kota Dumai, Bambang Prayitno, merasa kecewa dengan pembatasan jumlah peserta wartawan hadir, serta ditentukan hanya wartawan berasal dari PWI Kota Dumai saja. Benny, wartawan senior yang telah belasan tahun malang melintang menggeluti dunia jurnalistik tergabung didalam Organisasi PWRI (Persatuan Wartawan Republik Indonesia), menyampaikan lansung rasa kecewanya kepada awak media aktual riau.com atas diskriminasi nyata awak media yang dibuat oleh Ketua KPUD Kota Dumai tersebut.
Padahal saya sudah belasan tahun jadi wartawan dan tergabung di PWRI Kota Dumai, tetapi karena saya bukan anggota PWI Kota Dumai, saya tidak boleh mengikuti acara coffee morning oleh KPUD Kota Dumai itu, ucap Benny rada kesal. Jelas sekali, dalam kata sambutan yang disampaikan oleh Ketua KPUD Kota Dumai, Zulpan, ST. beliau berharap agar para awak media dapat memberikan informasi atau berita - berita positif kepada masyarakat demi terciptanya iklim politik yang kondusif di Kota Dumai. Jelas Zulpan sebagai Ketua KPUD Dumai sangat berharap sekali agar Pemilu Kepala Daerah Provinsi Riau serta Pemilu Walikota Dumai berlansung tertib, aman serta kondusif melalui pemberitaan awak media kota dumai. Dalam sambutannya Zulpan juga menjelaskan secara gamblang serta transparan bahwa acara coffee morning di pangsit Ali itu menggunakan dana APBD Kota Dumai.
Tetapi tanpa disadari oleh Zulpan selaku Ketua suatu Lembaga negara pelaksana Pemilu telah melakukan tindakan diskriminasi media di kota dumai, menciptakan iklim tidak kondusif dikalangan para awak media Kota dumai, melalui acara coffee morning yang digagasnya, karena telah sengaja menunjukkan sikap anak tiri anak kandungnya, juga terkesan sengaja sangat membatasi jumlah wartawan hadir serta hanya berasal dari PWI saja. Itu jelas merupakan tindakan diskriminasi, jelas Benny.
Benny berharap semoga kedepannya Ketua KPUD Kota Dumai lebih bijaksana, profesional dan tidak diskriminatif bila membuat acara bersifat seremonial, apalagi yang jelas - jelas menggunakan anggaran APBD Kota Dumai yang nota bene adalah uang rakyat. Semoga kedepan tidak ada lagi pengkotak - kotakan terhadap media - media yang ada di kota dumai, Ketua KPUD Kota Dumai jangan hanya berharap iklim politik saja yang konfusif, tapi mohon juga supaya Zulpan juga tidak terlalu diskriminatif lagi serta dapat menciptakan iklim kondusif dikalangan para awak media Kota dumai, tutur Benny. ***("ToM").
0 Komentar